Senin, 21 Oktober 2019

Rachma Aulia Ardyanti & Restu Cipta Fauziah XII IPS 4 INTEGRASI TIMOR TIMUR


Rachma Aulia Ardyanti
Restu Cipta Fauziah
XII IPS 4
INTEGRASI TIMOR TIMUR
Timor Timur
Timor Timur merupakan sebuah wilayah bekas koloni Portugis yang dianeksasi oleh militer Indonesia menjadi sebuah provinsi di Indonesia antara 17 Juli 1976 sampai resminya pada 19 Oktober 1999. Kala itu provinsi ini merupakan provinsi Indonesia yang ke-27. Timor Timur berintegrasi dengan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia setelah dijajah selama 450 tahun oleh Portugal. Wilayah provinsi ini meliputi bagian timur pulau Timor, pulau Kambing atau Atauro, pulau Jaco dan sebuah eksklave di Timor Barat yang dikelilingi oleh provinsi Nusa Tenggara Timur.
Latar belakang
Berawal dari keinginan sebuah partai politik yaitu APODETI bersama UDT yang ingin berintegrasi dengan Indonesia pada 28 November 1975, ABRI melakukan invasi militer ke Timor Timur pada 7 Desember 1975. Selama masa invasi, massa penolak integrasi (FRETILIN) dibantai oleh pasukan ABRI, sedangkan anak-anaknya dibawa ke Indonesia untuk diasuh oleh keluarga militer Indonesia. Setelah berhasil ditaklukkan, koalisi APODETI-UDT membentuk Pemerintah Sementara Timor Timur dengan Arnaldo dos Reis Araújo sebagai ketuanya. Masyarakat merasa ingin bersatu dengan Indonesia karena persamaan budaya dengan saudara serumpunnya, Timor Barat. Bahkan pada saat Presiden Soeharto menghadiri peringatan 2 tahun Integrasi Timtim di Gedung DPRD Tingkat I Timor Timur, ia mengatakan bahwa Timor Timur adalah 'anak yang hilang dan telah kembali ke pangkuan ibu pertiwi'.
Portugal
Setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Portugal kembali menduduki kawasan itu. Pada 1974, perubahan di Timor Timur mulai muncul seiring bergolaknya politik di Portugal. Ronald H. Chilcote dalam Pembebasan Nasional Menentang Imperialisme (1999) menyebutkan bahwa tanggal 25 April 1974 terjadi kudeta tak berdarah yang dikenal sebagai Revolusi Anyelir. Revolusi Anyelir yang dimotori Movimento das Forças Armadas (MFA) atau Pergerakan Tentara Darat berhasil menumbangkan kekuasaan Perdana Menteri Portugal, Marcello Caetano. Selain itu, pergolakan ini juga berakibat pada penarikan militer Portugis dari beberapa wilayah jajahannya termasuk Angola, Cape Verde, Mozambik, serta Guinea Portugis di Afrika, hingga Timor Timur di Nusantara. Setelah Revolusi Anyelir di Portugal, Timor Timur terbelah menjadi tiga faksi, yakni Partai Uniao Democratica Timorense (UDT), Frente Revolucionaria de Timor-Leste Independente (Fretilin), dan Associacao Popular Democratica de Timor (Apodeti).
Perang Dunia
Penyatuan kembali negara Vietnam yang di sebabkan Perang Dingin sangat berdampak bagi Timor Timur karena Vietnam ada di bawah kekuasaan Portugal. Pada saat perang saudara merebut kan Vietnam pihak Amerika kalah, yang membuat Amerika membantu Timor Timur untuk lepas dari Portugal dan kembali bergabung dengan Indonesia.
Partai - Partai
3 Partai besar yaitu,  Partai Uniao Democratica Timorense (UDT) ingin Timor Timur menjadi negara dari Portugal. Frente Revolucionaria de Timor-Leste Independente (Fretilin) Ingin memerdekakan paham Radikal dan Komunis. dan Associacao Popular Democratica de Timor (Apodeti) Ingin Timor  Timur bergabung dengan Indonesia. 2 Partai kecil, Kota dan Trabalista. Ke 3 partai besar tersebut saling bersaing dalam hal memperebutkan Timor Timur untuk menuruti keinginan ke inginan ke 3 partai besar tersebut.
31 Agustus 1974
Ketua umum Apodeti, Arnaldo dos Reis Araujo menyatakan partainya menghendaki bergabung dengan republik Indonesia sebagai Provinsi ke 27. Karena rakyat di ke 2 wilayah tersebut mempunyai hubungan yang erat, baik secara historis, etnis dan geografis. Menurutnya itu akan menjamin stabilitas politik.
Proklamasi Balibo
Proklamasi Balibo yang berisi terbentuknya Negara Repukblik Demokrasi Timor Timur dengan presidennya Xavier de Amaral. Yang di keluarkan oleh Fretelin pada tanggal 28 November 1975. Sehingga berdampak terjadinya perang saudara di Timor Timur, sehingga banyak penduduk Timor Timur yang melarikan diri ke Indonesia. Melihat kondisi Timor Timur yang semakin genting, menyebabkan pemimpin UDT-MAC mendesak pemerintah Indonesia menerima Timor Timur sebagai provinsi ke-27.Usaha mereka untuk melawan Fretelin diwujudkan dengan membentuk pemerintahan sementara Timor Timur pada tanggal 17 desember 1975. Kenapa di sebut Proklamasi Balibo karena di buatnya di daerah Balibo, Timor Timur.
Operasi Seroja
Operasi Seroja atau Invasi Indonesia atas Timor Timur dimulai pada tanggal 7 Desember 1975 ketika militer Indonesia masuk ke Timor Timur dengan alasan anti-kolonialisme. Penggulingan pemerintahan Fretilin yang tengah populer dan singkat memicu pendudukan selama seperempat abad dengan kekerasan di mana sekitar 100-180,000 tentara dan warga sipil diperkirakan tewas atau menderita kelaparan.
Undang Undang No.7 Tahun 1976
Tentang pengesahan penyatuan Timor Timur ke dalam negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) dan pembentukan daerah tingkat 1 Timor Timur. Pengesahan ini di perkuat melalui TAP MPR No.IV /MPR/1978. Dan Timor Timur resmi menjadi Provinsi ke 27 di wilayah negara kesatuan Indonesia.
Dukungan Amerika Serikat dan Australia
Alasannya masing - masing umumnya mendukung tindakan Indonesia. Kekhawatiran akan jatuhnya Timor Timur  ke tangan Komunis membuat Amerika Serikat dan Australia mendukung tindakan Indonesia. Mereka secara De Facto dan De Jure mengakui Integrasi Timor Timur ke wilayah Indonesia.
 DAMPAK KEBIJAKAN POLITIK DAN EKONOMI PADA MASA ORDE BARU
Dampak politik
Pemerintah cenderung bersifat otoriter (Presiden mempunyai kekuasaan yang sangat besar dalam mengatur jalannya pemerintahan). Pemerintahan yang sentralistis (ditandai dengan adanya pemusatan penentuan kebijakan publik pada pemerintah pusat). Melakukan tindakan antidemokrasi dan di indikasi melanggar HAM.  Human development report 1991 hang disusun open United nations development program (UNPD) menempatkan indonesia pada urutan 77 dari 88 pelanggar HAM.
Dampak Ekonomi
Terbentuk mentalitas dan korupsi para pejabat. kebijakan Orde Baru yang terlalu memfokuskan pada pertumbuhan ekonomi. Munculnya kesenjangan sosial. Pertumbuhan ekonomi tidak dibarengi dengan distribusi yang merata. Berhasil meningkatkan GNP ke US$600 di awal tahun 1980-an dan meningkat menjadi US$1300 perkapita diawal 1990-an. Kemiskinan yang disebabkan karena pertumbuhan ekonomi meningkat tetapi pembangunan tidak merata.